Juli 15, 2021

#Tematik 01: Kemuliaan Hari Arafah

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسؤل الله
 
Segala puji bagi Allah ta'ala yang masih memberikan kita kesempatan merasakan nikmatnya iman dan amal sholih dimana pada sepuluh hari ini amal sholih lebih baik daripada jihad di jalan Allah. Nabi shallahu 'alaihi wa salam mengatakan tentang hari tersebut,
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام -أيام العشر
"Tidak ada hari-hari yang mana hari tersebut amal sholih lebih dicintai oleh Allah daripada hari ini (10 hari pertama Dzulhijjah)."
قالوا:يا رسول الله, ولا الجهاد في سبيل الله؟
Dikatakan oleh para sahabat, 'Wahai rasulullah, tidak pula jihad fi di jalan Allah?'
قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذالك بشيء
'Tidak pula jihad kecuali seorang yang keluar (berjihad) dengan diri dan hartanya kemudian dia tidak kembali dengan suatu apapun.[1]
 
Bahkan dari sepuluh hari tersebut, Allah pilih satu hari dimana pada hari tersebut Allah telah menyempurnakan agamanya bagi kita semua,
اَلْيَوُمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِيْنًا
ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا

Referensi: https://tafsirweb.com/1887-quran-surat-al-maidah-ayat-3.html
"Pada hari ini telah aku sempurnakan bagi kalian agama kalian. Dan telah aku cukupkan bagi kalian nikmatku. Dan aku ridho islam sebagai agama kalian." (Al-Maidah:3)
FirmanNya yang mulia ini Allah turunkan kepada nabinya 'alaihi sholatu wassalam pada hari arafah tanggal 9 Dzulhijjah.

Sebagaimana Allah telah mengagungkan hari tersebut, berikut ini adalah diantara kemuliaan hari arafah yang mana kita bisa menghiasinya dengan amal-amal sholih.
1. Menghapus Dosa 2 Tahun
Sebagaimana sabda nabi 'alaihi sholatu wassalam,
 سيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده
"Puasa Arafah, aku berharap kepada Allah dapat menghapus dosa 1 tahun setelahnya dan 1 tahun setelahnya."[2]
 
2. Pembebasan dari Api Neraka
Nabi sholallahu 'alaihi wassalam bersabda,
ما من يوم أكثر من أن يعتق الله فيه عبدا من النار من يوم عرفة
"Tidak ada suatu hari pun, yang mana Allah lebih banyak membebaskan hambanya dari api neraka, daripada hari arafah."[3]
 
3. Waktu Mustajab untuk Berdoa
Berdasarkan hadits nabi 'alaihi sholatu wassalam,
أفضل الدعاء دعاء يوم عرفة
"Doa yang paling utama adalah doa di hari arafah."[4]

Wallahi, ini ada rahmat oleh dari Allah kepada hambanya yang Dia memberinya taufik untuk beramal sholih -semoga Allah mudahkan bagi kita semua-.
Semoga di hari yang baik tersebut, Allah hapuskan dosa-dosa & kita termasuk orang-orang yang terpilih untuk terbebas dari api nereka -wal iyyadzu billah-.
Karena, saudaraku, tidak ada yang lebih kita butuhkan kecuali Allah masukkan kita ke dalam surganya tanpa sedikit pun kita tersentuh nereka.
 
Allahumma adkhilna alfirdaus ala'la minal jannah.
wa na'uzdubika min annar.
 
Note:
[1] Sunan Abi Dawud No. 2438
[2]ٍ Shohihul Jami' No. 3853
[3] Shohih Muslim No. 1348
[4] As-silsilah Ash-shohihah Hal. 4/7

Juni 08, 2021

#Aqidah 01: Sebaik - Baik Tarbiyyah Allah kepada Hambanya

 بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسؤل الله
 
 
Diantara makna Rububiyyah Allah yang telah akrab di telinga kita ialah, bahwa Rububiyyah berasal dari kata Ar-Rab yang memiliki tiga makna, yakni Al-Kholqu (Menciptakan), Al-Milku (PMemiliki) dan At-Tadbiir (PMengatur).

Selain tiga makna tersebut, setelah kami membaca tulisan dari Fadhilatu Syaikh Sholih bin Abdul Aziz Alu Syaikh dalam Syarhu Tsalatsatil Ushul, rupanya Ar-Rububiyyah mengandung makna lain yang menunjukkan luasnya cakupan Rububiyyah Allah melebihi apa yang kami ketahui sebelumnya. Beliau mengatakan dalam tulisannya,

 

Februari 18, 2021

Tidak Memiliki Apapun Kecuali Allah

Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihat. Asyhadu alla ilaha illa allah wahdahu laa syarikalah. Wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warasuluh.

Shalallahu alaih wa 'ala alihi wa ashhabihi wa ajma'in. Amma ba'du.

Tulisan kali ini bisa disebut sebuah petuah yang ringan, tapi sarat akan fawaid. Diantaranya ialah bagaimana seorang hamba, hendaknya hanya menuju Allah dalam setiap masalah.

Kami mendengar dari Ustadzuna Nur Cholis -Hafidzahullah- ketika beliau mengajar kitab Al-Tuhfatul Bahiyyah 'ala Al-Mulakhosh Qowaid Lughoh Al-'Arobiyyah dan sampaikan pada kalimat penulis:

تعلم الحياة جهادا (105)

Ketahuilah, hidup itu adalah jihad (perjuangan). (Halaman 105)

Kemudian beliau -Ustadz Nur Cholis-, mengatakan (kurang lebihnya), 

"Sesungguhnya hidup itu adalah perjuangan dan setiap masalah kehidupan pasti ada solusinya. Ana teringat dengan cuplikan dari perkataan Al-Imam Muhammad Asy-Syinqiti -Rahimahullah- ada seorang tua yang menceritakan masalahnya. Bahwasannya orang ini telah menikahkan putrinya dengan seorang yang ringan tangannya, suka memukul. Namun ia tak berdaya karena telah lepas tanggung jawabnya terhadap putrinya yang kini dibawah naungan pria lain. Kemudian laki-laki ini meminta nasihat kepada Syaikh.

Lantas Syaikh menjawab, "Aku bisa saja memberimu nasihat tetapi aku harus masuk dalam masalahmu. Namun maukan kamu aku beritahu sesuatu yang lebih baik dari itu? Menujulah kepada Allah."

Lantah orang tua ini melakukan perjalanan umroh dan sampai di masjidil haram di pertengahan malam. Kemudian ia menyelesaikan umrohnya di saat-saat mustajabnya doa. Dengan itu orang tua ini berdoa kepada Allah dengan penuh kehinaan, kerendahan diri, pengharapan kepada Allah. Maka ketika dia telah selesai dengan hajatnya, dia kembali ke tempat persinggahannya dan menerima telpon dari putri yang sangat ia khawatirkan dan ia kasihi.

Di luar dugaan ternyata putrinya mengabarkan bahwa suaminya telah berubah. Di hari-hari ini suaminya selalu meminta maaf kepadanya atas kesalahan yang telah dilakukan selama ini.

Ustadz Nur Cholis melanjutkan,

Perhatikan, bagaimana Allah mengabulkan doanya. Ketika seorang hamda datang kepada Allah, berdoa dengan kerendahan diri, kehinaan, pengharapan dan bertawakal seolah ia tidak punya apapun di dunia ini selain Allah, maka Allah mengabulkan donya.

Tidaklah sama antara doa orang yang tidak memiliki apapun kecuali Allah, dibandingkan doa orang yang telah memiliki segalanya.

Bukankah nabi mengatakan,

هل تنصرون وترزقون بضعفائكم؟

"Bukankan kalian ditolong dan diberi rejeki sebab orang-orang lemah diantara kalian?" [1]

Doanya seorang yang bekerja hari ini untuk makan hari ini, berbeda dengan doanya orang yang menerima gaji setiap bulan. Karena doa orang yang lemah lebih ikhlas, sedangkan orang yang tau dia kan menerima penghasilan setiap bulan, sedikit banyak hatinya telah bergantung dengan hal itu. Bahwasannya dia sudah berprasangka dia akan makan besok, lusa dan di hari-hari yang lain.

Sedangkan seorang yang lemah, dia hanya bergantung kepada Allah. Kalau Allah memberinya rezeki, maka dia akan makan. Namun jika tidak, maka dia tidak punya apa-apa selain berdoa kepada Allah dan terus mencari sebab."

Maka kami menyimpulkan dari nasihat di atas, ketika kita datang menuju Allah hendaknya kita melepaskan seluruh atribut duniawi dan prasangka atau bergantung kepada selain Allah. Jadilah kita seorang yang tidak memiliki apapun di dunia ini kecuali Allah saja.

Wabillahi taufiq, wallahu ta'ala a'lam.


Note:

[1] HR. Al-Bukhori